Pendidikan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari hidup dan kehidupan manusia, karena pendidikan sendiri adalah media dalam membina kepribadian dan mengembangkan potensi yang dimiliki manusia. Pemahaman akan sifat-sifat, karakter dan potensi yang ada pada manusia merupakan salah satu upaya pendidikan dalam membentuk kepribadian manusia. Landasan utama untuk mewujudkan pendidikan yang mampu menghasilkan manusia yang berkualitas, haruslah disandarkan pada nilai-nilai yang hakiki, yang bersumber dari Dzat yang Mahahakiki (nilai ketuhanan) dan nilai kemanusiaan (fitrah yang hanif).
Islam sebagai agama yang mengajarkan keseimbangan hubungan horizontal (manusia-Tuhan) dan hubungan vertical (manusia-manusia) menjadikannya basis dalam pendidikan nilai akhlak. Keseimbangan itu merupakan landasan dalam menjaga hubungan dengan Tuhan yang di implementasikan dengan berakhlakul karimah, mempunyai budi pekerti yang baik dan terpuji. oleh karna itu perlu ada nya pengembangan pendidikan berbasis islam di indonesia untuk melahirkan generasi penerus yang tidak hanya pintar intelektual namun juga berakhlaq mulia .
Tidak dapat dipungkiri, bahwa kondisi pendidikan Islam saat ini sedang menghadapi berbagai persoalan dan kesenjangan dalam berbagai aspek yang sangat kompleks, hal itu meliputi: persoalan dikotomi pendidikan, kurikulum, tujuan, sumber daya, serta manajemen pendidikan Islam yang belum memadai.[1] Dan pada muaranya, problematika tersebut akan semakin melemahkan kualitas mutu pendidikan Islam pada tingkat yang lebih akut, sehingga pada gilirannya akan berdampak pula pada rendahnya output SDM yang kurang mampu berkompetisi didunia global.
Beberapa ahli mengklaim bahwa rendahnya kualitas mutu pendidikan islam tesebut disebabkan oleh kecenderungan pola pendidikan Islam yang berjalan hingga saat ini secara umum masih sangatlah tradisional. Bahkan, hal senada juga dituturkan oleh Syed M. Amir, dalam tulisannya Science Research In Moslem countries, dikatakan bahwa pola pendidikan Islam saat ini masih sangat tradisional, hal itu terlihat dari aspek tidak memadainya fasilitas pendidikan, metode mengajarnya yang klasik, dan materinya yang out of date.[2]
Padahal, jika ditinjau dalam konteks ke-Indonesiaan, sesungguhnya lembaga-lembaga pendidikan Islam memiliki potensi yang sangat besar sekali dalam mewujudkan tercapainya kualitas pendidikan bangsa Indonesia yang merata dan bermutu. Saat ini tercatat bahwa jumlah lembaga pendidikan islam diseantero Indonesia seperti madrasah telah mencapai jumlah 40.000, sementara jumlah pesantren mencapai lebih dari 26.000.[3] Di sisi lain, jumlah penduduk Indonesia setidaknya telah mencapai lebih dari 237,6 juta jiwa dengan mayoritas adalah masyarakat muslim. Tentu saja jika pemerintah hanya semata-mata mengandalkan peran dari lembaga-lembaga pendidikan umum saja, penulis rasa ini sangat terlalu naif sekali dan sepertinya tidak akan cukup mampu untuk mengakomodasi seluruh kebutuhan pendidikan anak bangsa Indonesia
Peningkatan mutu pendidikan Islam merupakan satu langkah awal penting yang harus dilakukan. Peningkatan mutu tersebut harus dilakukan secara menyeluruh dengan mempergunakan dan memberdayakan semua aspek sumber daya yang ada. Dengan kata lain, strategi dasar untuk meningkatkan mutu secara berkesinambungan yaitu melalui peningkatan seluruh objek garapan dalam manajemen pendidikan Islam, mulai dari peningkatan tenaga kependidikan, peserta didik, kurikulum, proses pembelajaran, sarana prasarana pendidikan, keuangan dan termasuk hubungannya dengan masyarakat. Semua program dan kegiatan manajemen pendidikan juga harus diarahkan pada suatu tujuan utama, yaitu kepuasan pelanggan, dan apa yang dilakukan manjemen tidak ada gunanya apabila tidak melahirkan kepuasan pelanggan, baik eksternal maupun internal.
Dengan demikian, menggagas suatu konsepsi pendidikan Islam berbasis mutu harus senantiasa mendapat perhatian dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu demi peningkatan mutunya, maka lembaga-lembaga pendidikan Islam perlu dibantu, dibela, dan diperjuangkan agar mampu hidup dan berkembang, serta dapat bersaing dengan lembaga-lembaga pendidikan sekolah.